Kamis, 05 Februari 2009

PENGATAHUAN DAN REALITAS

NYAYA – VAISHESHIKA
By. Antonius Agus Sumaryono

Abstraksi
Filsafat Nyaya dan Vaisheshika pada inti ajarannya adalah mencari kebenaran yang esensi dari suatu ilmu pengetahuan. Keduanya menekankan bahwa suatu realitas yang dilihat oleh indera belum tentu mewakili dari realitas yang sesungguhnya. Ajaran filsafat Nyaya dan Vaisheshika pada umumnya membahas mengenai korelasi antara pengetahuan dan realitas. Menurut filosof Nyaya Vaisheshika pengetahuan yang diiderawi merupakan hasil dari pengalaman yang di konkritkan dengan realitas “ada” dari benda-benda sejauh dapat ditangkap oleh indera, tetapi indera bukanlah sebagai suatu pengetahuan yang valid. Jadi, pengetahuan yang valid adalah ketika indera menangkap suatu objek yang sesuai dengan realitas sesungguhnya.

Masalah Ilmu Pengetahuan
Masalah pokok pengetahuan adalah penetapan pengakuan apa pengetahuan memang benar-benar sebagai pengetahuan, daripada sekedar opini yang keliru. Kekeliruan terjadi dengan mudah dalam banyak persoalan seputar persepsi dan penyimpulan. Sebagai suatu contoh, dalam pencahayaan yang suram tali yang tergeletak akan nampak menjadi seperti ular. Jadi semua yang nampak di mata kita bisa berbeda dengan realitas yang sesungguhnya.
Skeptisisme seperti ini menarik para filosof untuk menganalisa kebenaran dari pengetahuan. Bagaimana dan kapan pengetahuan itu dinyatakan benar-benar valid. Indera manusia bukanlah satu tolok ukur yang baik untuk menganalisa suatu kebenaran dari pengetahuan. Apa yang ditangkap oleh indera manusia bisa menipu dari dari realitas yang sesungguhnya.
Nyaya membahas analisa pengetahuan dalam terminus subyek yang mengetahui terhadap obyek yang akan diketahui. Ada empat faktor yang terkait dalam pengetahuan untuk menyatakan pernyataan terhadap pengetahuan. Empat faktor itu antara lain: 1. Subyek yang mengatahui, 2. Obyek yang akan diketahui, 3. Obyek yang sedang diketahui dan 4. Alat pengetahuan untuk mengetahui Obyek.

Alat Pengetahuan
Karakter dari Nyaya adalah sebuah pengetahuan merupakan pengetahuan untuk menerangi serta menampakkan yang ada. Contohnya, rumput itu berwarna hijau, darimana orang tahu bahwa itu rumput yang berwarna hijau. Mata sebagai alat penglihatan menampakkan apa yang dilihat. Alat pengetahuan dibedakan menjadi empat hal yang prinsipil: 1. Persepsi, 2. penyimpulan, 3. Analogi dan 4. Kesaksian. Keempat hal tersebut merupakan elemen dasar sumber pengetahuan. Hal tersebut dibedakan karena pada kenyataannya manusia melakukan berbagai hal dalam usahanya untuk mengetahui segala sesuatu. Teori Nyaya mendiskusikan analisa dari empat alat pengetahuan dan bagaimana menetapkan cara yang berbeda untuk mengatahuinya.

Persepsi Pengetahuan
Definisi dari persepsi pengetahuan adalah sebagai pengetahuan yang benar dan pasti yang dihasilkan idera dengan obyek sesungguhnya. Dengan alat persepsi dapat diketahui bahwa huruf-huruf yang tampak di kertas berkontak dengan indera mata kita. Huruf-huruf yang tertera dapat ditangkap oleh indera dan kemudian diidentifikasikan. Orang bisa saja mengidentifikasi obyek secara keliru meskipun keliru sebagai obyek yang sesungguhnya. Dengan asumsi bahwa persepsi dapat terpikir tanpa menangkap obyek berarti suatu tindakan perspektif itu menciptakan obyek daripada apa yang tampak. Nyaya menanyakan tentang bagaimana persepsi yang salah itu dapat dideteksi atau dikoreksi.
Bagaimana persepsi yang murni dapat dibedakan dari kekeliruan penglihatan. Nyaya menjelaskan bahwa pendapat ini didasarkan pada pembedaan antara dua persepsi yakni persepsi pasti dan persepsi tak pasti. Persepsi yang pasti yakni persepsi huruf-huruf pada kertas ini yang didahului oleh kontak tak pasti antara indera dengan coretan-coretan pada kertas sebelum dikenali dan diklasifikasi sebagai huruf. Persepsi yang tidak pasti adalah kontak antara indera dengan obyek. Semua ini adalah pengalaman sensorik awal. Pengalaman ini membatsi dengan seksama apa yang diterima oleh kontak inderawi.
Pengetahuan perseptual memerlukan persepsi yang pasti dari pengalaman sensorik dasar yang tidak dipastikan menjadi suatu hal dengan kualitas dan relasi yang beragam. Prinsip dari persepsi yang pasti tidak dapat dinamai. Pembedaan dibuat antara pengalaman sensorik langsung dan persepsi. Jadi, ada pembedaan antara ketidaktahuan dan kekeliruan.
Ketidaktahuan berarti suatu kekurangan akan pengalaman sensorik langsung. Ketidaktahuan juga dimengerti sebagai kekurangan persepsi pasti. Di lain pihak, kekeliruan menghasilkan kesalahan apa yang diberikan dalam pengalaman sensorik langsung sebagai yang lain dari sesungguhnya. Dari contoh term ular tetapi ternyata seutas tali. Dengan demikian, hasil pengalaman sensorik ini adalah suatu pernyataan keliru bahwa yang terlihat sebagai ular ternyata hanya seutas tali. Jadi, pengetahuan perseptual yang benar terjadi ketika persepsi menangkap obyek sesuai dengan realitas yang ada pada obyek tersebut.
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana keputusan konseptual partikular diketahui sebagai kebenaran. Kenyataannya suatu hal tidak mungkin diuji langsung antara persepsi dengan realitas yang ditangkap oleh indera. Artinya, kita bisa mengetahui pengetahuan yang benar dengan cara keluar dari pengetahuan. Hal ini dapat terjadi tanpa menampakkan sesustu yang aktual antara klaim pengetahuan dan realitas.
Nyaya menekankan klaim pengetahuan yang keliru dapat dideteksi pada term keberhasilan praktik. Persepsi seseorang terhadap suatu obyek dapat keliru. Indera dapat menipu realitas yang ada nampak dan ditangkap oleh indera. Contohnya, di meja ada butiran-butiran putih adalah gula, hal ini bisa keliru, karena kenyataannya butiran-butiran putih itu adalah garam. Filsup Nyaya memberikan definisi persepsi yang benar dalam term koresponden dari realitas. Artinya, mereka menyatakan bahwa latihan adalah alat untuk menentukan kebenaran yang ditangkap oleh indera.
Jenis lain pengetahuan persepsi dibedakan dengan cara kontak yang dibentuk antara indera dengan obyeknya. Persepsi ini terjadi ketika kontak indera dengan obyek sehingga pikiran mencapai kontak fisik dan diolah. Pengetahuan persepsi tersebut menghasilkan persipsi yang tidak pasti, melainkan pengalaman sensorik dari indera. Pengetahuan persepsi yang tidak abadi adalah sarana penyadaran dari pengalaman sensorik. Hal tersebut berkorespondensi dengan persepsi yang pasti.
Pengetahuan persepsi dapat dibedakan berdasarkan metode atau cara kontak antara indera dengan obyek. Persepsi terjadi ketika indera menangkap atau menerima sensorik yang dirasakan oleh fisik. Nyaya memberikan persepsi yang tidak biasa. Artinya bahwa pengalaman sensorik dasar dan persepsi individual belum tentu sesuai dengan realitas yang ada.

Penyimpulan
Persepsi adalah dasar dari pengetahuan, tetapi dalam Nyaya ada alat lain untuk mengenal pengetahuan. Alat ini adalah penyimpulan. Penyimpulan adalah alat dari pengetahuan yang valid. Nyaya Sutra mendefinisikan bahwa penyimpulan adalah sebagai alat yang bebas dari pengetahuan yang valid dengan memproduksi pengetahuan yang hadir sesudah pengetahuan yang lain. Pengalaman persepsi adalah penyimpulan sesuatu realitas yang secara nyata tidak diterima secara langsung. Misalnya, Dinosaurus pernah hidup di dunia ini, karena hal ini dapat diketahui dengan penemuan fosil.
Penyimpulan disusun dari sesuatu yang diterima oleh alat pengetahuan yang disebut rasio. Rasio berfungsi sebagai term untuk menalar silogisme. Contoh penyimpulan silogisme: “di gunung ada api karena ada asap, di mana ada asap di situ ada api”. Contoh di atas secara universal menunjukkan adanya hubungan antara asap dan api. Jadi secara rasio dapat dibenarkan bahwa ada asap pasti ada api meskipun secara langsung api itu tidak dapat ditangkap oleh indera.
Bentuk silogisme pada contoh tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut menurut Nyaya:
1. Di gunung ada api
2. Sebab gunung berasap
3. Apa saja yang berasap itu berapi, contohnya: kompor.
4. Di gunung ada asap, di mana ada asap di situ ada api.
5. Jadi gunung yang berasap itu ada api.
Hal yang esesnsial dari penyimpulan contoh tersebut adalah pada pengetahuan itu (the coming to know) bahwa di gunung ada api dengan dasar: 1. adanya asap yang ditangkap oleh indera 2. penalaran yang didasarkan oleh hubungan tidak variabel antara api dan asap. Proposisi pertama menunjuk pada klaim pengetahuan baru. Propisisi kedua dasar-dasar perceptual klaim pengetahuan baru yang ada pada proposisi pertama. Proposisi ketiga menyatakan penalaran yang bergerak dari sebuah klaim mengenai asap ke klaim yang satunya yaitu api. Proposisi keempat menyatakan penalaran berfungsi pada kasus ini. Proposisis kelima mengulangi klaiam sebagai bangunan penalaran yang dihasilkan.
Secara jelas, bagian penting proses penyimpulan merupakan bagian yang membangun hubungan tidak variabel antara dua objek. Para filosof Nyaya mendapat sebutan objek-objek dari individual sebagai suatu bagian penting dari pendirian hubungan universal antara kejadian atau objek. Umpama ada sepuluh burung gagak hitang dan tidak satupun burung gagak berwarna hitam, ada satu kemungkinan seseorang akan menuju pada hubungan universal antara burung gagak dan warna hitam. Umpama ribuan burung gagak diamati dan semua berwarna hitam, kemungkinan untuk membangun hubungan universal meningkat. Tetapi, apabila ada jutaan burung gagak dan semuannya berwarna hitam sudah di observasi, tetapi susudah diobservasi ditemukan ada burung gagak berwarna putih kemungkinan disinyalir ada hubungan universal antara burung gagak dengan warna hitam menjadi nihil. Kemungkinan itu sangat besar bahwa burung gagak dari beberapa juta akan berwarna hitam.
Hal ini nampak tidak ada jumlah dari objek contoh yang menegaskan akan membangun hubungan penting antara kejadian dan objek. Kasus yang diobservasi akan datang dapat menyangkal perlunya koneksifitas. Nyaya menempatkan banyak perhatian pada kehadiran yang menegaskan dan ketidakhadiran pengalaman tidak menegaskan. Sarana itu tidak ditempatkan di sini. Mereka berargumen ada perbedaan antara klaim-klaim misalnya: di mana ada asap di situ ada api, di lain pihak semua burung gagak berwarna hitam. Perbedaan itu menunjukkan ketiadaan pada kodrat seekor burung gagak memerlukan warna hitam. Kodrat alami asap berhubungan dengan api sebagai variabel.
Nyatanya, ada satu perbedaan antar kasus yang muncul dan penting, hal ini merupakan suatu yang kasual, sementara di lain pihak hubungan ini adalah koinsidensi saja tanpa ada dasar yang kausal. Penyimpulan menghasilkan pengetahuan perceptual, jika pengetahuan sebuah hubungan universal yang penting. Dengan berdasarkan pada semua itu Nyaya memasukkan persepsi kelas kodrat dari individu pada pengetahuan perceptual adalah jenis persepsi yang tidak melalui individu yang ditangkap menjadi keadian particular saja.
Ada dua jenis penyimpulan-penyimpulan yang melibatkan hubungan universal:
1. Akibat yang tidak ditangkap dapat disimpulkan dari penyebab yang ditangkap.
2. Penyebab yang tidak ditangkap disimpulkan dari akibat yang ditangkap.

Kekeliruan inferensial
Para filsof Nyaya mencatat beberapa kekeliruan dengan mengambarkannya dalam penyimpulan-penyimpulan yang berguna mencegah adanya kesalahan-kesalahan. Suatu kekeliruan didefinisikan sebagai apa yang muncul dalam penalaran yang valid untuk dapat memberikan kesimpulan. Hal ini bukan penalaran yang valid. Contoh penyimpulan bahwa “di gunung ada api karena ada asap”. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada api di gunung. Term “api” disebut Sadhya. Term “gunung” disebut Paksha. Penalaran pernyataan “ada api” disebut hetu. Penalaran ini diambil untuk menghubungkan antara Sadhya dengan Paksha sebagai penalaran, penyimpulan itu tidak valid. Penalaran yang diberikan akan menjadi benar penalaran apabila mengandung peraturan sebagai berikut:
1. Penalaran ditampilkan pada paksha dan pada obyek lain yang mengandung Sadhya.
2. Penalaran tidak boleh dihadirkan dari obyek yang tidak memiliki Sadhya.
3. Klaim yang disimpulkan tidak boleh kontradiksi dengan persepsi yang valid.
4. Penalaran tidak boleh memungkinkan konklusi yang kontradiksi dengan klaim yang disimpulkan.

Perbandingan
Alat ketiga pengetahuan yang valid dari filosof Nyaya adalah pengetahuan perbandingan yang berdasarkan pada kesamaan. Contohnya, kamu tahu sapi dan kamu mengatakan bahwa rusa seperti sapi. Kamu berpikir bahwa hewan yang ditemukan di dalam hutan adalah rusa. Hal yang berbeda akan kamu katakan untuk menyebut obyek yang pasti. Contohnya, orang yang baru pertama kali melihat seekor rusa mengatakan bahwa itu adalah rusa, pengetahuan itu dibentuk dari pengakuan, bukan berdasarkan perbandingan. Alat perbandingan merupakan gabungan dari suatu obyek yang diketahui dengan obyek yang tidak diketahui. Hal krusial dari alat pengetahuan adalah observasi kesamaan obyek. Pemikir Nyaya memegang bahwa persamaan itu adalah obyek yang dapat dipahami. Berdasarkan pada hal tersebut, pengetahuan mengenai keaslian dari obyek baru sama persisnya terhadap obyek yang dikenal mendasari alat terpisah dari pengetahuan. Sedang, pengetahuan komparatif melibatkan persepsi dan penyimpulan. Hat tersebut tidak dapat mengurangi pada keduanya, karena diperhitungkan sebagai alat ketiga pengetahuan.

Pengakuan
Alat keempat pengetahuan yang valid dalam Nyaya secara teknis disebut Shabda. Secara tertulis, itu mempunyai arti “sabda”, dan menunjuk kepada pengetahuan yang dicapai sebagai hasil yang akan dinyatakan seseorang yang bisa dipercaya. Opini berbeda dengan pengetahuan, sebab opini dapat keliru. Tetapi, pengetahuan tidak dapat keliru. Opini yang didengarkan dari seseorang bukan merupakan alat pengetahuan, tetapi klaim pengetahuan dari orang yang kita dengar dan pahami menjadi pengetahuan yang murni dapat dicapai.
Ada 3 kriteria pengetahuan berdasarkan pada pengakuan orang lain antara lain:
1. Orang yang berbicara harus jujur dan bisa dipercaya.
2. Orang yang berbicara harus mengerti apa yang dikomunikasikan.
3. Pendengar mesti memahami apa yang didengarkan.

OBJEK-OBJEK PENGETAHUAN: KATEGORI VAISHESHIKA
Sesudah menganalisa alat-alat pengetahuan yang valid, cara berikutnya adalah meyakini objek-objek pengetahuan yang valid, jenis-jenis dari hal yang ada dan dapat diketahui. Brdasar pada Nyaya Sutra, hal yang dapat diketahui antara lain: diri, tubuh, indera, objek-objek indera, pikiran, pengetahuan, tindakan, ketidaksempurnaan mental, kesenangan, dan duka, penderitaan, kebebasan dari penderitaan. Catatan penting bahwa semua objek pengetahuan merupakan objek fisik. Pengetahuan dapat menjadi objek pengetahuan seperti yang dilakukan oleh Nyaya, yakni menyelidiki pengetahuan tersebut dan mencoba mengetahui.
Berbagai jenis hal berdasarkan pada hubungan antara seorang subjek yang sudah mengetahui dan dunia objek. Seumpama berbagai jenis hal yang ada dapat menjadi objek pengetahuan sebagai tujuan dari keberadaannya yang bebas, maka kita mendaki bersama kategori dari Vaisheshika. Kategori ini antara lain: 1. Substansi, 2. kualitas, 3. gerak, 4. keumuman, 5. partikularitas, 6. inherensi, 7. ketidakberadaan.
Semua kategori ini adalah tipe dari hal-hal yang berkorespondensi pada tipe-tipe yang berbeda dari objek-objek yang dapat diketahui. Pengetahuan mengarah pada pewahyuan objek-objek diri yang mengetahui, perbedaan-perbedaan dalam objekyang diketahui mengarah pada objek riil yang berbeda dari jenis hal-hal yang ada.

Substansi
Pertama, hal yang berada adalah substansi. Hal ini mengacu pada itu yang ada secara bebas dari jenis yang bermacam hal, tetapi yang merupakan tempat eksistensi bagi jenis yang lain dari sesuatu. Sesuatu yang riil dalam dirinya (self). Kategori dari substansi adalah: 1. bumi, 2. air, 3. cahaya, 4. udara, 5. eter, 6. waktu, 7. ruang, 8. diri, 9. pikiran. Bumi, air, cahaya, udara, eter sebagai elemen fisik karena darinya dapat diketahui melalui indera eksternal yang partikular, bumi melalui pembauan, air melalui pengecap, cahaya melalui penglihatan, udara melalui sentuhan, eter melalui pendengaran.
Substansi ini dimengerti dalam dua cara. Pertama, semua itu dapat dipikirkan sebagai atom-atom abadi yang tidak dapat dibagi. Kedua, semua itu adalah hasil dari kombinasi atom-atom. Substansi itu dalam nilai rasa dari gabungan hal-hal seperti kendi dibuat dari atom dalam dasar penyimpulan. Jika kendi itu pecah, hal itu direduksi dalam beberapa bagian. Tiap-tiap bagian dapat dipecah lagi dipecah dalam banyak bagian. Hal ini tidak mungkin setiap bagian dapat dirusak, karena bagian yang terkecil merupakan suatu gabungan. Hal ini penting bahwa ada unsur-unsur pokok tertinggi yang sederhana menurut Vaisheshika. Unsur pokok dari substansi adalah atom.
Ruang dan waktu substansi diketahui karena ada persepsi di sana dan di sini, jauh dekat, masa lalu masa sekarang dan akan datang. Eksistensi dari ruang disimpulkan dalam dasar bahwa suara ditangkap karena suara adalah kualitas, hal tersebut mewariskan bahwa hal tersebut termasuk ruang. Waktu disimpulkan dalam dasar bahwa perubahan ditangkap sebagai kualitas, hal tersebut termasuk waktu. Pengetahuan adalah kualitas dari yang tahu dan hal tersebut ada dalam substansi yang disebut diri yang adalah dasar kesadaran. Pikiran disimpulkan pada dasar bahwa perasaan dan kehendak yang diketahui, hal tersebut tidak diketahui oleh indera eksternal melainkan oleh pikiran. Hal tersebut mengarah pada indera dan mengumpulkan kontak ke dalam pengalaman. Pikiran adalah substansi indera yang berkontak sebagai kualitas.

Kualitas
Kategori kedua dari objek terletak pada kualitas. Kualitas mengacu pada berbagai kualifikasi dari substansi termasuk warna, bau, kontak, suara, jumlah, ukuran, perbedaan, koneksi, pemisahan, durasi, jarak, pengetahuan, kebahagiaan,, duka-cita, kemauan, kebencian, usaha, keberatan, ketidakstabilan, potensi, kebaikan, kekurangan. Daftar kualifikasi tersebut adalah cara mengungkapkan bahwa substansi dapat ada, misalnya: merah atau biru, menyengat atau harum, terikat atau terlepas, lembut atau kasar, tunggalatau jamak, besar atau kecil, sama atau berbeda, terpisah atau bersama, panjang atau pendek, jauh atau dekat, pandai atau bodoh, senang atau sedih, ingin atau tidak ingin, cinta atau benci, mencoba atau tidak mencoba, ringan atau berat, bergerak atau tidak bergerak, mampu atau tidak mampu, baik atau buruk. Banyak pembagian kualitas. Daftar tersebut termasuk jenis-jenis dsar kualifikasi substansi.

Gerakan
Jenis ketiga dasar dan realitas yang tidak dapat direduksi adalah gerakan. Jenis yang berbeda dari gerakan adalah: 1. gerakan ke atas, 2. gerakan ke bawa, 3. kontraksi, 4. ekspansi, 5. gerakan lokalis. Jenis gerakan adalah jenis realitas yang menghitung perubahan yang dialami substansi.

Universal
Kategori keempat adalah esensi universal. Esensi universal menghitung kesamaan yang ditemukan dalam substansi, kualitas atau perbuatan. Empat ekor sapi, empat buah berwarna merah, dan empat kali gerakan ke atas, masing-masing memiliki kesamaan dalam esensi universal yakni sapi, warna merah, gerakan ke atas. Kesamaan tersebut dianggap sesuatu yang objektif masuk di dalamnya hal individual yang benar-benar sama dengan kualitas. Alasannya bahwa keempat ekor sapi tersebut semuanyadapat dikenal sebagai sapi bahwa hal tersebut terbagi dalam esensi yang sama atau kodrat dari “sapi”. Esensi tersebut adalah universal. Hal tersebut memungkinkan orang membentuk konsep-konsep kelas (klasifikasi) dan menetapkan hal-hal individual kelas yang benar.

Partikularitas
Kemampuan menangkap objek secara partikular dan membedakan objek pada kategori partikularitas, yang termasuk objek yang ditangkap. Secara berkelanjutan penginderaan dan aktivitas mental, objek-objek partikular ditangkap. Banyak hal tidak mempunyai karakter yang membedakan dari yang lain, tidak ada alasan sesuatu ditangkap sebagai yang partikular. Semua ini ditangkap sebagai partikular yang berbeda, ada beberapa pondasi yang membedakan semua ini dalam realitas. Oleh karena itu, partikular ada dalam realitas.

Inherensi
Kategori dari inherensi merupakan refleksi fakta bahwa semua hal berbeda, contohnya: substansi, kualitas, perbuatan, dan lainnya yang nampak sebagai satu kesatuan. Untuk itu, ukuran dari objek, warna dari objek, sifat dari objek dan partikularitas objek sebagai objek. Semua muncul secara menyeluruh sehingga kita berpikir tentang suatu hal yang muncul, daripada sebuah kumpulan banyak hal yang muncul di depan kita. Keseluruhan itu berinherensi pada tiap bagiannya: kendi dalam tanah liat, pensil dalam kayu, dan lainnya. Dasar kesatuan jenis berbeda dari berbagai hal dalam substansi, seperti kategori itu mempunyai pondasi dalam realitas. Inherensi tidak dapat direduksi dalam berbagai jenis dari sesuatu, hal tersebut dikenal sebagai suatu jenis yang bebas dari realitas.

Noneksistensi
Penambahan jenis-jenis dari objek yang dapat diketahui ini, Vaisheshika mengenal kategori yang disebut noneksistensi. Noneksistensi bisa nampak sebagai suatu realitas jenis yang asing, eksistensinya tidak dapat ditanyakan, berdasarkan Vaisheshika, pertanyaan ini bertanya dengan tujuan memberi sugesti mengenai hal yang tidak ada. Hal ini ditanyakan guna mengafirmasi kategori noneksistensi itu. Argumen pokokuntuk mengklaim noneksistensi sebagai sebuah kategori bahwa hal tersebut tidak mungkin tanpa negasi.
Kategori eksistensi menetapkan penemuan berbagai jenis hal yang ada, menurut Nyaya dan Vaisheshika. Nyaya meletakkan perkembangan khusus dalam diri yang mengetahui, mengingat Vaisheshika mengembangkan jenis ada sebagai objek pengetahuan.

Penahu
Nyaya menyatakan mengenai diri yang kenal subjek adalah suatu substansi unik. Kualitas-kualitas substansi merupakan diri adalah: pengetahuan, perasaan (feeling), dan kemauan. Berdasar dengan itu, diri diidentifikasikan sebagai suatu substansi kualitas dari kemauan, keengganan, kesenangan, luka, dan lainnya diwariskan bagi semua pengetahuan, perasaan, dan kemauan. Tidak ada satupun diantara hal tersebut adalah kualitas fisik, sebab hal tersebut tidak dapat ditangkap sebagai kualitas fisik oleh indera. Hal itu termasuk substansi lain dari substansi fisik, menurut Nyaya.
Diri dibedakan dari objek fisik, sensasi, kesadaran, dan pikiran (the mind), sebab diri mengalami semuanya sebagai objek pengetahuan. Seseorang mungkin bertanya: siapa yang mengetahui realitas, siapa yang menangkap, siapa yang sadar, dan lainnya? Pada setiap kasus, jawaban yang diberikan adalah diri. Sebab segala sesuatu yang lain menjadi objek diri, namun objek sebagai objek memerlukan suatu subjek yang menjadi objek. Berdasarkan penjelasan tersebut, diri tidak menjadi objek. Tidak juga untuk alasan yang sama, hal tersebut identik dengan segala sesuatu yang menjadi objek, contohnya pikiran dan tubuh, sebab diri didefinisikan sebagai objek.
Diri adalah substansi unik dan kesadaran termasuk kualitas, diri tidak mendasarkan pada eksistensi kesadaran. Kenyataannya berdasarkan Nyaya kebebasan tertinggi atau kemerdekaan merupakan kemerdekaan kesadaran. Alasan terhadap hal tersebut adalah bahwa kesadaran nampak sebagai kesadaran terhadap suatu hal. Hal tersebut diduga sebuah dualitas antara subjek dan objek. Ketika terdapat suatu dualitas, penderitaan dan perbudakan adalah suatu hal yang mungkin, sebab subjek dikelilingi objek dan dibuat menderita. Untuk menghilangkan penderitaan dan perbudakan, dualitas harus dihilangkan. Hal ini dilakukan dengan menghilangkan penderitaan kesadaran. Jika diri secara esensial adalah kesadaran, hal ini artinya mematikan diri. Kesadaran hanya karakterdari diri, diri tidak dapat dihancurkan ketika kesadaran dihilangkan. Diri ini tidak diturunkan dan tidak direduksi menjadi hal lain dari diri sendiri. Kesimpulan dapat kita katakan bahwa diri dalam keadaan merdeka adalah suatu hal yang sederhana dari diri.

PENUTUP: CATATAN KRITIS
Filsafat Nyaya Vaisheshika
Sejarah perkembangan filsafat India berkaitan erat dengan perkembangan semangat religius orang India. Semangat religius dalam Hinduisme berkembang terus mulai dari animisme, politeisme, sampai pada panteistik dan monistik.
Perkembangan filsafat India dalam Wedanta seperti menjadi puncak perkembangan religius India. Dalam aliran filsafat ini, muncul pandangan teistik. Ini merupakan suatu perkembangan yang ada dalam filsafat India. Pada aliran filsafat ini (Wedanta), mereka menemukan “adanya” realitas tertinggi dalam dunia yang mereka sebut dengan Brahman. Brahman ini kemudian mempribadi dalam wujud yang berbeda dalam bentuk dewa-dewi sesuai dengan konteks umat yang memujanya. Akan tetapi yang jelas mereka mengakui bahwa Brahman itu hanya satu. Dia adalah “Tuhan”.

Tidak ada komentar: